Apa Itu Radang Tenggorokan?
Radang tenggorokan atau faringitis adalah peradangan pada bagian belakang tenggorokan (faring) yang ditandai dengan rasa sakit, nyeri saat menelan, tenggorokan kering, serta kadang disertai demam dan batuk. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, maupun faktor iritasi seperti polusi, asap rokok, atau udara kering.
Penyebab Umum
- Infeksi Virus
– Penyebab paling umum (sekitar 70–90% kasus), misalnya influenza, adenovirus, rhinovirus. - Infeksi Bakteri
– Terutama Streptococcus pyogenes (strep throat) yang dapat menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani. - Faktor Non-infeksi
– Asap rokok, alergi, udara dingin/kering, penggunaan suara berlebihan, atau refluks asam lambung (GERD).
Cara Mencegah Radang Tenggorokan
- Menjaga kebersihan tangan
Mencuci tangan secara teratur dapat mencegah penularan virus dan bakteri. - Menghindari kontak dengan orang sakit
Menggunakan masker saat berada di lingkungan dengan risiko tinggi. - Menjaga kelembapan udara
Gunakan humidifier atau cukup minum air putih untuk menjaga tenggorokan tidak kering. - Pola hidup sehat
– Konsumsi makanan bergizi seimbang, cukup tidur, dan olahraga teratur untuk meningkatkan daya tahan tubuh. - Menghindari iritan
– Seperti asap rokok, polusi udara, serta makanan/minuman terlalu dingin atau asam.
Cara Mengatasi Radang Tenggorokan
1. Perawatan Mandiri di Rumah
- Minum cukup air putih untuk mencegah dehidrasi.
- Berkumur air garam hangat untuk mengurangi nyeri dan membunuh bakteri.
- Istirahat yang cukup agar daya tahan tubuh optimal.
- Mengonsumsi minuman hangat (teh herbal, madu, jahe) untuk meredakan iritasi tenggorokan.
- Menghisap lozenges (pereda tenggorokan) untuk mengurangi rasa sakit.
2. Pengobatan Medis
- Jika disebabkan bakteri (strep throat), dokter dapat meresepkan antibiotik (misalnya penisilin atau amoksisilin).
- Obat pereda nyeri dan demam, seperti parasetamol atau ibuprofen.
- Jika berulang atau parah, konsultasi ke dokter THT untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kesimpulan
Radang tenggorokan umumnya disebabkan oleh infeksi virus dan dapat sembuh dengan perawatan mandiri. Namun, jika penyebabnya adalah bakteri, diperlukan pengobatan antibiotik. Pencegahan utama adalah menjaga kebersihan, menghindari paparan iritan, serta meningkatkan daya tahan tubuh.
Referensi:
- Bisno, A. L., et al. (2002). Practice guidelines for the diagnosis and management of group A streptococcal pharyngitis. Clinical Infectious Diseases, 35(2), 113–125. https://doi.org/10.1086/340949
- Wessels, M. R. (2011). Clinical practice: Streptococcal pharyngitis. New England Journal of Medicine, 364(7), 648–655. https://doi.org/10.1056/NEJMcp1009126
- Shulman, S. T., et al. (2012). Clinical practice guideline for the diagnosis and management of group A streptococcal pharyngitis: 2012 update by the Infectious Diseases Society of America. Clinical Infectious Diseases, 55(10), e86–e102. https://doi.org/10.1093/cid/cis629
- Choby, B. A. (2009). Diagnosis and treatment of streptococcal pharyngitis. American Family Physician, 79(5), 383–390.
Pelucchi, C., et al. (2012). Guideline for the management of acute sore throat. Clinical Microbiology and Infection, 18(s1), 1–28. https://doi.org/10.1111/j.1469-0691.2012.03766.x